Dalam sistem manajemen persediaan, menjaga keseimbangan antara ketersediaan barang dan efisiensi operasional merupakan tantangan utama bagi banyak bisnis. Salah satu komponen penting dalam strategi pengendalian stok adalah safety stock atau yang dikenal sebagai stok cadangan. Namun, sebenarnya apa pengertian dan bagaimana cara menghitung safety stock?
Safety stock adalah stok tambahan yang disiapkan untuk mengantisipasi ketidakpastian dalam rantai pasok maupun lonjakan permintaan pelanggan. Tujuannya adalah untuk mencegah kehabisan stok (stockout) yang dapat berdampak buruk terhadap penjualan, kepuasan pelanggan, hingga reputasi bisnis.
Konsep ini menjadi sangat penting di era sekarang, di mana fluktuasi permintaan bisa terjadi sewaktu-waktu, dan ketergantungan terhadap supplier membuat banyak perusahaan rentan terhadap keterlambatan pasokan. Dengan adanya safety stock, bisnis memiliki ruang fleksibel untuk tetap bisa memenuhi permintaan meski terjadi gangguan pada sisi pasokan atau prediksi penjualan yang meleset.
Baca juga: Panduan Awal Rincian Modal Usaha Barbershop Paling Lengkap
Tantangan Mengelola Safety Stock secara Manual
Meskipun perhitungan safety stock tampak sederhana, implementasinya dalam skala bisnis menengah hingga besar bisa menjadi rumit. Kesalahan pencatatan, keterlambatan input data, hingga keterbatasan kapasitas gudang bisa menjadi kendala serius.
Beberapa tantangan umum lainnya:
- Data tidak real time, sehingga keputusan sulit diambil cepat.
- Stok tidak tercatat dengan akurat, menyebabkan selisih antara data sistem dan stok fisik.
- Tidak adanya sistem pengingat saat stok mendekati batas minimum.
- Kesulitan dalam membuat laporan persediaan secara berkala.
Pentingnya Safety Stock dalam Berbagai Jenis Bisnis
Hampir semua sektor industri yang bergantung pada stok barang membutuhkan safety stock. Berikut beberapa contoh jenis bisnis yang sangat disarankan menggunakan sistem pengelolaan safety stock terencana dan terukur:
1. Industri Retail
Toko swalayan, minimarket, dan e-commerce harus mampu mengantisipasi lonjakan pembelian terutama saat momen seperti libur nasional, akhir tahun, atau diskon besar.
2. Bisnis Manufaktur
Perusahaan produksi membutuhkan bahan baku secara konsisten. Safety stock membantu mencegah terhentinya proses produksi karena bahan belum tersedia.
3. Distribusi dan logistik
Gudang distribusi yang menjadi penghubung antara supplier dan customer membutuhkan perencanaan stok yang sangat akurat untuk menghindari keterlambatan pengiriman.
4. F&B (makanan dan minuman)
Industri ini memiliki tantangan tambahan berupa masa kadaluarsa produk. Mengelola stok dengan tepat sangat penting agar tidak terjadi pemborosan maupun kekosongan produk.
5. Industri farmasi dan kesehatan
Safety stock wajib diterapkan untuk memastikan ketersediaan obat-obatan, terutama produk penting yang sangat dibutuhkan dalam keadaan darurat.
6. Perusahaan B2B dan grosir
Bisnis yang melayani penjualan dalam jumlah besar perlu menjaga stok agar selalu tersedia untuk permintaan besar dari klien tetap.
Dalam semua sektor bisnis tersebut, pengelolaan safety stock yang efektif dapat meminimalkan risiko kehilangan penjualan, mengurangi beban kerja akibat pengadaan darurat, dan menjaga kestabilan alur operasional harian.
Baca juga: Berapa Modal Membuka Bisnis Billiard? Cek Estimasi Perhitungannya di Sini!
Cara Menghitung Safety Stock dengan Rumus yang Tepat
Menentukan jumlah safety stock yang ideal bukan perkara mudah. Salah perhitungan bisa membuat stok terlalu menumpuk atau justru terlalu rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan kuantitatif berdasarkan data historis dan kondisi operasional.
Berikut rumus umum untuk menghitung safety stock:
Safety Stock = (Lead Time Maksimum × Konsumsi Harian Rata–rata) – (Lead Time Rata–rata × Konsumsi Harian Rata–rata)
Penjelasan komponen:
- Lead time maksimum: Waktu terlama pengiriman barang dari supplier.
- Lead time rata-rata: Waktu rata-rata pengiriman barang dari supplier.
- Konsumsi harian rata-rata: Jumlah barang yang terjual atau digunakan setiap harinya.
Contoh Perhitungan:
Misalkan sebuah toko retail menjual rata-rata 100 unit per hari. Lead time rata-rata dari supplier adalah 3 hari, namun dalam beberapa kasus bisa mencapai 6 hari. Maka perhitungannya adalah:
Safety Stock = (6 × 100) – (3 × 100) = 600 – 300 = 300 unit
Dengan kata lain, bisnis tersebut sebaiknya menyimpan 300 unit sebagai stok cadangan untuk menghindari kekosongan barang selama waktu yang tidak pasti.
Gunakan Software Aplikasi Gudang untuk Mengelola Safety Stock Secara Otomatis
Untuk menjawab tantangan tersebut, banyak bisnis kini mulai beralih menggunakan software aplikasi gudang atau Warehouse Management System (WMS). Sistem ini mengatur seluruh proses manajemen persediaan, termasuk penghitungan safety stock, dilakukan secara otomatis dan akurat.
Manfaat penggunaan sistem gudang digital meliputi:
- Pemantauan stok real-time
- Pencatatan barang masuk dan keluar secara otomatis
- Laporan stok dan inventory control lengkap
- Perhitungan safety stock berbasis data historis
- Peringatan otomatis saat stok mencapai ambang minimum
- Pengelolaan multi-user dengan hak akses berbeda (admin, supervisor, staff)
Dengan menggunakan sistem gudang digital, tidak hanya penghitungan safety stock menjadi lebih mudah, tetapi juga keseluruhan proses manajemen inventory menjadi lebih efisien dan terintegrasi.
Kami menyediakan Warehouse Management System yang cocok untuk berbagai jenis bisnis! Mulai dari manufaktur, distribusi, F&B, retail, hingga inventory kantor. Anda juga tidak perlu khawatir soal keamanan, karena data disimpan di cloud dengan backup harian dan sistem enkripsi terbaik!
Pantau dan ikuti terus sosial media kami di Facebook, Instagram, Youtube, dan TikTok. Cek juga penawaran spesial AKU MPOS di platform Shopee dan Tokopedia!
Info lebih lanjut mengenai Warehouse Management System (WMS) yang dapat disesuaikan dengan jenis bisnis Anda, hubungi customer service kami DI SINI untuk memulai diskusi!